welcome

hidup di dunia ini ibarat perahu yang tengah berlayar di lautan luas

Senin, 17 Januari 2011

Laporan Kd fisik 1

JUDUL PERCOBAAN
“ Penentuan Tetapan Kesetimbangan Ion Triodida “

TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan tetapan Kesetimbangan reaksi pembentukan ion triodida

LANDASAN TEORI
Iodin hanya larut sedikit dalam air ( 0,00134 mol / liter pada suhu 25 C ). Namun larut cukup banyak dalam larutan – larutan yang mengandung ion iodide. IOdin membentuk kompleks triodida, dengan konstanta kesetimbangan sekitar 710 pada 25 C. Suatu kelebihan kalium iodide ditambahkan untuk meningkatkan kelarutan dan untuk menurunkan kestabilan iodine. Biasanya sekitar 3 sampai 4 % berat KI ditambahkan kedalam larutan 0,1 N, dan botol yang mengandung larutan ini adalah larutan ini di sumbat dengan baik ( Underwood, 1999 : 298 ) .
Ion triodida adalah salah satu spesies yang tergolong dalam ion polihalida, dihasilkan melalui reaksi ion halide dengan halogen atau molekul antar halogen. Dalam reaksi ini, ion halide bertindak sebagai basa lewis ( pemberi pasangan electron ) dan molekul sebai asam lewis ( penerima pasangan electron ). Larutan ion dalam KI, yaitu ion triodida, banyak digunakan dalam kimia analitik. Dapat diambil sebuah contoh adalah struktur dari Ion triodida dimana pasangan electron ikatan digambarkan sebagai garis hitam. Pasangan electron bebas dari atom I pusat digambarkan dengan titik- titik ( Petrussi,1985 : 60 ).
Larutan – larutan iodine standar dapat dibuat melalui penimbangan langsung iodine murni dan mengencerkan dalam sebuah labu volumetryk. Iodiun yang akan dimurnikan oleh sublimasi dan ditambahkan kedalam sebuah larutan KI yang konsentrasinya ditimbang secara akurat sebelum dan sesudah penambahan iod. Namun demikian, biasanya larutan tersebut distandarisasi terhadap sebuah standar primer yang paling sedikit digunakan.Dan kekuatan reduksinya tergantung pada PH yang digunakan ( Underwood, 1999: 296 – 297 ).
Nilai konstanta kesetimbangan untuk reaksi ini adalah 0,17, karena itu reaksi ini tidak berjalan sampai titik ekivalen. Namun jika konsentrasi ion hydrogen diturunkan, reaksi dipaksa bergeser kekanan dan dapat dibuat cukup lengkap sehingga dapat digunakan untuk titrasi. Biasanya larutannya disangga pada PH sedikit diaras 8, menggunakan natrium bikarbonat dan titrasi akan memberikan hasil – hasil yang lebih sempurna ( Underwood, 1999: 296 – 297 ).
Untuk menyatakan berlangsung atau tidaknya reaksi dalam arah yang dituliskan maka harus ditinjau apakah energy gibbs dan campuran akan naik atau turun. Jika energy gibbs turun dengan berlangsungnya reaksi, maka reaksi berjalan spontan dalam arti yang dituliskan. Reaksi akan terus berlangsung disertai dengan penurunan energy gibbs sampai energy gibbs mencapai nilai minimum, yakni tercapainya keadaan kesetimbangan ( Mulyani, 2000; 123 – 124 ).
Menurut Anonim ( 2010 ) kesetimbangan suatu reaksi dipengaruhi oleh 4 faktor :
Perubahan Konsentrasi
Menurut hukum massa, laju kecepatan reaksi antara A dan B juga bertambah jika konsentrasi A bertambah, perubahan konsentrasi dari zat yang terlibat dari suatu reaksi sistem dalam kesetimbangan, namun tidak mempengaruhi harga tetapan kesetimbangan
Perubahan suhu
Bila suhu dinaikkan kecepatan reaksi akan naik pula. Dan sebaliknya bila suhu diturunkan kecepatan reaksi akan berkurang pula. Suhu berpengaruh pada pergeseran kesetimbangan dengan bergantung pada nilai perubahan entalpi. Hal ini senada dengan hukum vant hoff yang berbunyi “ jika sistem berada dalam kesetimbangan bergeser kearah reaksi endoterm dan penurunan suhu menimbulkan pergeseran kearah reaksi eksoterm.
Pengaruh tekanan dan volume
Bila tekanan kesetimbangan gas diperbesar, kesetimbangan bergeser kearah molekul yang terkecil dan sebaliknya bila tekanan diperkecil arah kesetimbangan bergeser kearah molekul yang besar. Penambahan dan pengurangan bersifat antagonis dengan volum sesuai hukum boyle “ Apabila tekanan gas diperbesar maka volumenya akan mengecil dan sebaliknya bila tekanan diperkecil maka volume akan membesar “ Namun hal ini akan hanya terjadi dengan suhu tetap.
Pengaruh katalis
Katalis bila dipergunakan untuk memperluas sesuatu yang dibutuhkan untuk mencapai kesetimbangan kmia suatu reaksi. Akan tetapi katalis tidak mempengaruhi jumlah total energy yang diserap untuk dilepaskan dalam suatu sistem, sehingga secara teoritis katalis tidak dapat mengubah posisi kesetimbangan, tetapi mempercepat kedua arah reaksi secara sebanding.
Dalam larutan terdapat dua macam kesetimbangan kemungkinan terjadinya kesetimbangan. Kesetimbangan yang terbentuk adalah dapat berupa kesetimbanga heterogen ataupun homogeny adalah kesetimbangan yang terjadi pada campuran larutan dalam fase yang sama, sedangkan kesetimbangan heterogen merupakan kesetimbangan yang terjadi antara dua fase yang berbeda. Senyawa – senyawanya tertentu biasanya ada yang terurai sempurna ataupun sebagian. Penguraian ini dikenal sebagai disosiasi . Apabila terjadi reaksi sebaliknya bagian senyawa yang terdisosiasi disebut derajat disosiasi ( Tim Dosen kimia, 2010 : 21 ).
Iodiun iodide sedikit larut dalam air mirni namun larut dlam air yang mengandung Ion iodide misalnya dalam larutan kalium iodide, iodium dan iod dalam larutan air akan membentuk ion triodida dan reaksinya merupakan reaksi kesetimbangan ( Tim Dosen Kimia , 2010 ; 21 ).

ALAT DAN BAHAN
Alat :
Labu Erlenmeyer 250 ml ( bertutup asah ) 6 buah
Corong pisah 250 ml 1 buah
Statif dan klem 1 buah
Buret 50 ml 1 buah
Pengaduk 1 buah
Corong biasa 1 buah
Botol semprot 1 buah
Pipet ukur 20 & 250 ml
Pipet tetes
Bahan :
Larutan natriun tiosulfat 0,1 M
Larutan jenuh Iodium dalam klorofrm
Larutan KI 0,1 M
Aquades
Tissue

PROSEDUR KERJA
Memipet 25 ml larutan jenuh iodium dalam klorofrm dan memasukan kedalam corong pisah, menambahkan 200 ml larutan KI 0,1 M dan mengocok selam 60 menit
Mendiamkan larutan sampai terbentuk dua lapisan, memisahkan kedua lapisan dan mengambil 5 ml dari masing – masing lapisan, kemudian memasukkan dalam labu Erlenmeyer
Menitrasi dengan larutan natrium tiosulfat 0,1 M. dan mencatat volume pada kedua titrasi
Mengulangi titrasi sebanyak 3 kali.

HASIL PENGAMATAN
20 ml larutan jenuh I2 dalam CHCl3 (ungu) + 200 ml larutan KI 0,1 M (tidak berwarna) larutan coklat dikocok 1 jam 2 lapisan; lapisan atas iodine dan air, bawah: iod dalam CHCl3 dipisahkan mengambil 5 ml dari masing-masing lapisan atas sebanyak 3 kali ditirasi natrium tiosulfat 0,1 M  lapisan atas; larutan tak berwarna dan lapisan bawah; larutan tak berwarna dan berminyak.
Lapisan atas , dititrasi dengan Natrium tiosulfat 0,1 M :
Volume titrasi I = 1,60 ml
Volume titrasi II = 1,50 ml
Volume titrasi III = 1,50 ml

Lapisan bawah, dititrasi dengan Natrium tiosulfat 0,1 M :
Volume titrasi I =7,50 ml
Volume titrasi II = 4,70 ml

ANALISIS DATA
Dik : KD = 50,69
V tio pada iod dalam Air
V1 = 1,60 ml
V2 =1,50 ml
V3 = 1,50 ml
Vtio pada iod dalam CHCl3
V1 = 7,50 ml
V2 = 4,70 ml
[ I ] mula – mula = 0,1 M
[ tio ] = 0,1 M
Dit : Kc……..?
Peny :
Volume rata-rata Natrium tiosulfat pada titrasi iod dalam air
V tio = (V1+V2+V3)/3
= (1,60 ml+1,50 ml+1,50 ml)/3
= 1,53 ml
Volume rata – rata Natrium tiosulfat pada iod dalam CHCl3 adalah
V tio =(V1+V2)/3
=(7,50ml+4,70 ml)/3
= 6,10 ml

Reaksi yang terjadi pada titrasi
2S2O3 2- + I2  S4O6 2- + 2I-
2 mmol S2O32-  1 mmol I2
1 mmol S2O32-  ½ mmol I2
Dalam percobaan ini
1 mmol Na2S2O3 0,1 M = 0,1 mmol S2O32-
Jadi, 1 mmol Na2S2O3 0,1 M = ½ x 0,1 mmol I2
= 5,0 x 10-2 mmol I2
= 5,0 x 10-5 mol I2
Oleh karena itu, 1 ml larutan standar Na2S2O3 ekivalen dengan 5,0 x 10-5 mol I2 maka :
[I2]CHCl3 = Mtio x Vtio
= 5,0 x 10-5mol x 6,10 ml
= 1,41 x 10-6 M

KD = [I2]H2O/[I2]CHCl3
[I2]H2O = KD . [I2]CHCL3
=50,69 x 1,41 x 10-6 M
=0,12 x 10 M.

[I3] H2O= 1,53 x 10-6 M - 0,12 x 10-6 M.
= 1,41 x 10-6 M

[I-] = [I-]o – [I3] = [I-]o = 0,1
[I-] = [I-] - [I3] = (0,1 - 1,41 x 10-6 M)
= 0,0999986 M

K = I3H2O/([I2]H2O.[I-]H2O])
= (1,41 x 10-6 M)/(0,12 x 10 M-6 M x 0,0999986 M)
= 117,516 M.

PEMBAHASAN
Percobaan pada penentuan tetapan kesetimbangan ion triodida yang dilakukan untuk menentukan tetapan kesetimbangan ion triodida. Percobaan ini dikatakan dengan mencampurkan larutan jenuh iod dalam CHCl3 dengan larutan KI 0,1 M. Digunakan larutan KI karena I2 akan larut dan terdistribusi dengan baik dalam air yang mengandung I sedangkan dalam air biasanya iod sangat sulit larut ( terdistribusi ). Pada campuran kedua larutan tersebut dilakukan dalam corong pisah yang akan mempermudah dalam melakukan pencampuran. Selanjutnya, dilakukan pengocokan dengan kuat – kuat selama 60 menit yang bertujuan untuk mempercepat terjadinya proses distribusi dalam lapisan kloroform dan air.
Selanjutnya dilakukan pengocokan, corong pisah kemudian didiamkan hingga terbentuk dua lapisan yaitu lapisan atas berupa iod dalam air dan lapisan bawah adalah lapisan iod dalam kloroform.Terbentuknya dua lapian ini disebabkan karena adanya perbedaan sifat kepolaran antara kedua pelarut, dimana air bersifat polar dan klorofrm bersifat nonpolar. Air berada dibagian atas disebabkan karena air memiliki massa jenis yang lebih kecil yaitu 1 g/ ml dibandingkan dengan klorofrm yang memilki masa jenis 1,49 g/ ml. Lapisan atas iod dalam klorofrm yang berwarna ungu kemudian dipisahkan. Lapisan atas yang berwarna merah bata menandakan bahwa iod telah terdistribusi kedalam pelarut air dan dapat terdistribusi kedalam pelarut air disebabkan karena iod tersebut akan membentuk reasksi kesetimbangan .
Dengan demikian dapat diketahui bahwa pada lapisan atas mengandung iod dalam air yang tidak bereaksi. Kedua lapisan tersebut dipisahkan, masing – masing diambil 5 ml untuk dititrasi dengan natrium tiosulfat 0,1 M. Fungi dari titrasi ini adalah sebagai analisis volumetric untuk menentukan konsentarsi iod dalam kolrofrm. Adapun volume Natrium tiosulfat yang digunakan adalah untuk menitrasi laapisan atas adalah sbanyak 3 kali berturut – turut adalah 1,60 ml, 1,50 ml, dan 1,50 ml dengan volume rata – rata adalah 1,53 ml. Sedangakan volume natrium tiosulfat yang digunakan pada lapisan bawah adalah sebanyak 2 kali titrasi berturut –turut adalah 7,50 ml, dan 4,70 ml dengan volume rata – rata adalah 6,10 ml.
Adapun reaksinya adalah ;
I2 + 2 Na2 S2O3  2 NaI + Na2S4O6
Dari analisis data diperoleh konsentrasi iod dalam air sebesar 0,12 x 10-6 M. sedangkan konsentrasi iod dalam kloroform adalah 1,41 x 10-6 M dan konsentrasi I- dalam H2O sebesar 0,0999986 M, sehingga nilai kesetimbangannya adalah 117,516 M. Hal ini tidaksesuai dengan teori yang menyatakan tetapan kesetimbangan sebesar 710 M , adanya perbedaan teori dengan praktek ini karena perbedaan suhu kmar yang digunakan dan distribusi iod tidak merata.

PENUTUP

Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan maka dapat disimpulkan bahawa: Tetapan kesetimbangan reaksi penentuan ion triodida pada percobaan ini adalah 117,516 M.

Saran
Diharapkan kepada praktikum selanjutnya agar lebih berhati – hati dan lebih teliti dalam melakukan percobaan selain itu juga pada pengocokan campuran harus dilakukan dengan baik agar hasil yang didapatkan lebih akurat.




DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 2010. Koefisien distribusi dan tetapan Konstanta kesetiombangan. ( online ).http://www.Rappidunia.com/koef-distribusi-dan-tetapan-konstanta kesetimbangan.pdf. Diakses tanggal 14 mei 2010.

Mulyani, sry. 2000. Kimia Fisik I .Malang : JICA

Petrucci, Palph,H.1985. Kimia Dasar , Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta :Erlangga.

Tim Dosen Kimia, 2010. Penuntun Praktikum Kimia Fisik I .Makassar : Jurusan Kimia FMIPA UNM.

Underwood dan Day, 1999. Analisis Kimia Kuantitatif edisi V. Jakarta : Erlangga.



silahkan klikdi sini jika mau liat tampilan aslinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar